Jawaban(1 dari 65): Nah, ini pertanyaan lezat buat saya nihhhh. ADA yang sering dianggap halal padahal HAROMMMMM. Dan itu dilakukan oleh sangat banyak orang. Yaitu: 1. Anda sendiri. Iya, Anda gak salah baca: Anda sendiri. Anda sering melakukan sesuatu yang Anda kira halal, padahal sangat har Kehilanganadalah bagian dari kita karena kehilangan adalah bagian dari dinamika kehidupan. Pada dasarnya, ketika manusia kehilangan sesuatu yang spesial ia akan mengalami kegelisahan, stress, atau mungkin depresi. Hal ini adalah wajar karena merupakan fitrah manusia. Bahkan Allah swt. pun berfirman bahwa manusia diciptakan dalam keadaan Pertama riya’, yaitu amal yang dikerjakan dengan mengharapkan sesuatu dari manusia. Perbuatan ini dikategorikan syirik sesuai kesepakatan ulama. Alangkah bodohnya diri kita apabila menyembah seseorang yang pada hakikatnya tidak dapat memberikan manfaat kepada kita. Dan seumpama perbuatan itu diketahui olehnya, maka harga diri kita jatuh di SemogaAllah S.W.T mengurniakan kepada kita sahabat-sahabat yang dapat menutup aib dan rahsia kita dan menceritakan yang baik-baik sahaja dari kita. Sebab itu Rasulullah S.A.W mengajar kita membaca doa seperti di bawah ini. Rasulullah mengajarkan doa yang biasa dibaca untuk menyelamatkan kita dari buruknya pasangan, anak, tetangga, MINANGGLOBALID, KHAZANAH- Belakangan ini di kalangan milenial insecure sedang hangat-hangat nya jadi pembicaraan. Dikit-dikit insecure, apa-apa insecure. Rasa insecure ini sudah pasti dimiliki oleh semua orang. Insecure adalah rasa tidak percaya diri, insecure itu sendiri ada dalam diri setiap manusia. Setiap orang pasti pernah merasa tidak Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Agustus 5, 2021Agustus 4, 2021 Worship Audio RHEMA HARI INI Efesus 320 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, “Sepertinya doa saya tidak didengar Tuhan, yah? Saya minta ini kepada Tuhan, tapi kok malah dapat yang itu? Saya jadi takut mau minta sama Tuhan.” Berapa banyak dari kita yang pernah merasakan dan berpikir seperti itu? Sering kali kita diperhadapkan pada keadaan yang jauh berbeda dengan apa yang kita harapkan, bahkan kita doakan. Padahal kita merasa kita telah mendoakannya dengan sungguh-sungguh, tetapi tetap saja kita tidak menerimanya. Akhirnya hal itu membuat kita malas berdoa, kecewa sama Tuhan, dan menjauh dari-Nya. Kita merasa semua sia-sia. Tidak ada gunanya berdoa dan berharap kepada Tuhan. Kalau itu yang tengah kita pergumulkan, berbesar hatilah. Pada umumnya, kita percaya kalau Allah peduli dengan hidup kita dan akan memberikan sesuai dengan yang kita butuhkan. Namun dalam ayat rhema hari ini, Paulus justru menyampaikan kalau Allah justru bisa memberikan hal yang jauh lebih besar dari kebutuhan dan keinginan kita. Dia bukan Allah yang hanya peduli sebatas kebutuhan kita saja, tetapi Dia adalah Allah yang bisa melakukan jauh lebih besar dari itu. Cara pandang kitalah yang membuat pola pikir kita terbatas, tetapi saat kita mampu memandang seperti cara Tuhan, maka kita akan mengerti cara kerja Tuhan. Benar, Tuhan bukan sosok yang senang membuat umat-Nya menderita. Dia senang memberikan pemberian yang baik kepada anak-anak-Nya Mat. 711 dan Dia memberi karunia-karunia yang sempurna kepada setiap orang Yak. 117. Ya, Tuhan suka memberi hadiah yang sempurna dengan cara-Nya yang sempurna. Tuhan peduli terhadap hidup kita dan bahkan memberikan lebih dari yang kita doakan. Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, tetaplah berdoa dan percaya, jangan lelah untuk berharap pada-Nya. Kalaupun doa kita belum dijawab atau mungkin keadaan terasa jauh dari yang kita harapkan, jangan menunduk! Angkatlah pandangan kita dan percayai apa yang jauh lebih baik dari yang semula kita inginkan pada akhirnya pasti menjadi milik kita. RENUNGAN PANDANGAN yang SEMPIT membuat kita hanya berpikir dengan CARA MANUSIA, bukan CARA TUHAN. APLIKASI 1. Pernahkah Anda mengalami dan merasakan cara Tuhan berpikir dan melihat sangat berbeda dari cara Anda berpikir dan melihat sesuatu? 2. Menurut Anda, mengapa pandangan yang sempit membuat kita hanya berpikir dengan cara manusia? 3. Langkah-langkah apa yang akan Anda ambil untuk dapat memiliki pola pikir yang sama seperti Tuhan? Tuliskan. DOA UNTUK HARI INI “Ya Bapa, ampuni kami jika terkadang kami kecewa bahkan menjauh dari Engkau. Ajar kami untuk dapat memandang sesuatu seperti Engkau memandang, sehingga kami memiliki pola pikir yang sama seperti-Mu. Kami percaya, semua yang Kau rancangkan dan yang terjadi dalam hidup kami adalah yang terbaik bagi kami. Di dalam Nama Yesus kami berdoa. Amin.” Kenapa kita diuji oleh Allah, ini yang biasa bermain dalam fikiran point kita sebenarnya diberi ujian untuk kita belajar & untuk kita melihat kelemahan diri sendiri. Kalau tak ada ujian nanti kita akan jadi syok sendiri. Kita akan rasa diri kita betul, kita rasa kita boleh & sebagainya. Cuba tengok orang syok sendiri? Hidup susah ke hidup senang?Biasanya hidup dia senang, belum kerja lagi, belum lalu susah lagi. Masih duduk bawah tanggungan mak bapak & sebagainya. So korang nak jadi macam tu ke?Dah tentu tak kan. Sebab tu kita patut bersyukur sebab kita dipilih untuk diberi ujian dari Allah & ofcoz ujian ni diberi adalah untuk mematangkan diri kita juga, dan ujian dari Allah lah yang akan menentukan siapa diri kita yang sebenarnya. Ujian akan buat kita melihat kepada kebenaran. Ujian akan buat kan nampak kelemahan diri & kelebihan pada diri kita sendiri. Dengan ujian la kita dapat kenal diri kita sendiri. Jangan cakap dah kenal diri kalau ujian pun tak seberapa. So ujian adalah tanda kasih sayang dari Allah. Ujian bukan musibah. Musibah yang sebenar ialah orang yang tiada ujian dalam hidup. Yang ni kena kena jaga jaga. Something wrong with your life! 1. Ujian bagi kita pelajaran Dengan ujian lah kita belajar. Kalau kita tak belajar, macam mana kita nak matang?Bila Allah bagi ujian, bermaksud Allah nak bagi kita pengalaman & ilmu. Ada benda yang kita tak tahu selagi kita tak lalu. Bila kita dah lalu, kita akan rasa. Dengan rasa itu lah kita jadi tahu. Ujian dari Allah tu bukan bala. Tapi anugerah dari Allah untuk diri kita. Dengan ujian kita menjadi manusia yang berpengetahuan. Dan dengan pengetahuan ini lah yang akan menjadi senjata kita untuk survive dalam kehidupan. Dengan ujian, kita akan tahu kelemahan diri kita. Dengan ujian, kita belajar yang mana baik & yang mana buruk. Dengan ujian kita akan belajar dari kesilapan kita sendiri. Inilah ujian hidup dari Allah. Ujian yang akan mematangkan fikiran kita. Tanpa ujian, kita manja & tak kuat. Bahkan kita akan jadi manusia yang lemah. Kita kuat macam sekarang ni pun sebab macam macam kita dah lalu, cuba kita dimanjakan sejak kecil, adakah kita akan jadi seperti sekarang? 2. Ujian buka minda kita Kalau tak ada ujian, otak kita ni sampai bila bila akan tertutup. Tak matang dengan semua benda yang ada kat dalam dunia ujian, kita takkan tahu & takkan sedar yang mana baik & buruk. Kadang kita rasa dah pandai dalam dunia ni, tapi bila duji sikit, baru kita tahu yang kita ni ada banyak kelemahan. So ujian tu membuka minda kita untuk kita menuju kearah yang lebih baik. Lagi banyak ujian yang kita terima, lagi terbuka minda kita. Luas pengetahuan & luas mata memandang. Perkara yang dilihat dengan zahir, mungkin tak sama dengan hakikatnya. 3. Ujian kuatkan diri kita Kalau kita tak diuji, kita takkan tahu kelemahan kita sampai bila dengan ujian sahaja kita boleh mengenal siapa diri kita yang sebenarnya. Bila ujian datang pada diri kita, itu bermaksud Allah hendak kita perbaiki apa yang perlu kita perbaiki pada diri. Dengan jalan ujian lah, kita akan menjadi manusia yang kuat. Kuat jiwa, kuat iman & kental sampai bila bila. Tanpa ujian, kita ni hanya la kanak kanak yang baru dilahirkan. Hanya tahu dimanjakan sepanjang masa. Ujian dari Allah lah yang buatkan kita bertambah matang. 4. Ujian hidup untuk kita persiapkan diri Ujian adalah persiapan untuk diri zahir & batin kita sebelum menuju ke syurga. 1 tempat yang akan kekal abadi buat selama lamanya. Tapi sebelum kita kesana, kita dituntut untuk belajar tentang kehidupan. Dan semuanya kita dapat melalui dunia ni. Hanya dengan ujian, kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga didalam hidup. Kalau tak ada ujian, macam mana kita nak tahu erti penderitaan? Macam mana nak tahu erti susah? Dah ujian pun tak ada. Bila kita tak tahu semua tu, macam mana kita nak matang? Macam mana kita nak faham tentang kehidupan? Menghargai apa yang tak pernah kita hargai?Macam mana kita nak melayakkan diri untuk masuk ke syurga Allah dalam keadaan kita tak matang dengan kehidupan? Sebab tu la Allah bagi ujian. Supaya kita jadi orang yang hebat sebelum masuk ke syurga Allah. 5. Dengan ujian kita menjadi hebat Dengan ujian je kita boleh jadi orang yang hebat. Tak ada orang yang hebat tapi tak melalui tak ada. Serius tak lah yang membentuk diri kita ni untuk menjadi seorang yang hebat. Ujianlah yang buatkan kita menjadi seorang yang disegani & ditakuti. Tanpa ujian, sapa la kita ni. Budak budak baru nak membesar je. So kalau ada ujian, bertenang dulu. Ucapkan syukur pada Allah. InsyaAllah ujian tu Allah akan bantu. Tak ada yang lahir kat dunia ni terus jadi hebat. Semua nya kena lalu ujian dia dulu. Cuba ambil contoh para Nabi. Lagi tinggi pangkat Nabi disisi Allah, lagi besar ujian dia. Bukan semua Nabi tu sama ujian dia. Lagi dekat dengan Allah, lagi gila ujian yang Nabi lalu. Ujian untuk kita tahu tahap diri kita ni tengah ada kat level yang mana. Paling penting untuk tahu semua kelemahan diri sendiri. Baru la kita kenal sapa diri kita. Sebab rasa berat nak solat Punca gaji tak cukup Sebab susah tidur malam Tanda kemurungan Kenapa jiwa rasa gelisah? 6. Dunia ini tempat untuk kita belajar Betulkan pemikiran kita, teruskan belajar tentang kehidupan. Apa sahaja ujian yang datang ketahui lah itu adalah ujian supaya kita dapat belajar sesuatu yang baru. Tanpa ujian kita takkan belajar. Tanpa ujian kita takkan tahu apa itu penderitaan. Ujian akan buat ilmu & pengalaman kita bertambah. Pengalaman itu adalah sesuatu yang berharga. So buat rilek & buat piss, tanamkan dalam diri kita, yang kita ni sedang belajar je kat dunia ni. Allah kan ada. Setiap ujian yang Allah bagi mesti ada jalan keluarnya. Hanya perlu yakin dengan kuasa Allah. InsyaAllah semuanya akan berubah. 7. Jangan takut dengan ujian Kita boleh hadapi ujian dengan tenang jika kita selalu meletakkan diri kita bersama Allah. Dekatkan diri kepada Allah, insyaAllah ujian yang ada didepan mata kita akan menjadi mudah. Kita bukan keseorangan didunia ni. Mungkin kita rasa kita keseorangan tapi pada hakikatnya kita tak keseorangan. Allah itu sentiasa ada untuk diri kita. Kita sahaja yang tak perasan keberadaanNya. Kalau nak tahu, ujian ni adalah anugerah untuk hamba hambaNya yang terpilih. Kita dipilih untuk diuji, kerana Allah nak kita belajar sesuatu dari ujian tu. Tanpa ujian, siapa lah kita dihari ini. Ujian lah yang membentuk diri kita sebagai manusia yang kuat. Tanpa ujian, dah tentu kita lemah macam zaman kanak kanak dulu. 8. Jangan rendahkan ujian orang lain Bila orang lain bercerita tentang ujian dia, jangan sesekali kita merendahkan ujian yang dia sedang lalu. Contoh kita cakap “ujian aku lagi teruk dari kau” – “ujian kau tak seberapa lagi dari aku”Tak boleh kita compare & rendahkan ujian orang lain dengan ujian kita. Setiap orang tu diuji mengikut kapasiti masing masing. Ujian tu mungkin nampak biasa pada diri kita, tapi sangat berat bagi yang melaluinya. Sama juga dengan ujian diri kita, pada orang lain, ujian yang kita lalu mungkin biasa biasa. Tapi pada diri kita sendiri?Renung renungkan semula apa yang kita lalu. Kesimpulan Ujian dari Allah, adalah satu anugerah. Bukan satu bala atau mala petaka. Lihatlah dengan mata hati, lihatlah apa yang kita dah capai dalam diri kita kita akan jadi seorang yang berfikiran luas seperti sekarang, jika kita tak uji? Adakah kita tahu nilai kasih sayang, jika kita tak diuji dengan keluarga? Adakah kita tahu nilai duit jika kita tak diuji dengan masalah kewangan? Semua ujian yang Allah bagi tu bersebab. Bukan suka suka. Terimalah ujian dari Allah dengan hati yang redha. Hanya Allah tempat kita mengadu & meminta pertolongan. InsyaAllah. Ikhlas merupakan salah satu akhlakul mahmudah yang harus dimiliki oleh semua orang. Secara sederhana, ikhlas adalah lawan dari riya yaitu kita melakukan segala pekerjaan ataupun ibadah hanya semata-mata karena ingin mendapatkan ridho Allah SWT. Sementara rya yaitu melakukan suatu amal perbuatan dan ibadah karena ingin mencari penghargaan dan juga pengakuan dari manusia. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian ikhlas secara bahasa dan ciri-ciri serta bagaimana agar kita memiliki hati yang ikhlas dalam menjalani semua hal yang ada di hidup kita. Untuk lebih lengkapnya, di bawah ini penulis akan menjelaskan definisi ikhlas secara lebih rinci. Pengertian IkhlasPengertian Ikhlas Menurut Para Ahli1. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad Abduh2. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad al-Ghazali3. Pengertian Ikhlas Menurut Imam Al-Qusyairi4. Pengertian Ikhlas Menurut Hamka5. Pengertian Ikhlas Menurut Syekh Ibnu Atha’illah6. Pengertian Ikhlas Menurut Ali MahmudCiri-Ciri Ikhlas1. Tidak Suka Dipuji2. Tidak Berambisi Menjadi Pemimpin3. Mendengarkan Nasehat4. Menganggap Sama Pujian Dan Hinaan5. Melupakan Amal Baik6. Melupakan Hak Amal BaiknyaTingkatan Ikhlas1. Ikhlas Awam2. Ikhlas Khawas3. Ikhlas Khawas al-KhawasUnsur-Unsur Ikhlas1. Niat2. Mengikhlaskan Niat3. Dapat DipercayaContoh IkhlasMacam-Macam Fungsi IkhlasTips Supaya Ikhlas Dalam BeramalDoa Supaya Selalu IkhlasRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Ikhlas adalah ruh dari suatu amal perbuatan. Apabila amal perbuatan yang kita lakukan tidak disertai dengan rasa ikhlas, maka hal itu bagaikan jasad sebuah tubuh yang tidak memiliki ruh. Seperti halnya hikmah yang disampaikan oleh Ibnu Athaillah As-Sakandari. الأعمال صور قائمة وأرواحها وجود سر الإخلاص فيها Tak hanya itu saja, akhlakul karimah yang berupa ikhlas adalah buah dari Ihsan yaitu suatu keyakinan seseorang bahwa yang kita lakukan diketahui dan dilihat oleh Allah SWT. Jika diartikan secara bahasa, makna Ikhlas memiliki arti membersihkan jernih, bersih, suci dari pencemaran, suci dari campuran, baik itu berupa materi ataupun tidak. Selain itu, ikhlas juga bisa diartikan secara istilah, dimana artinya adalah membersihkan hati agar menuju kepada Allah SWT saja. Dengan kata lain, dalam melakukan ibadah, hati kita tidak boleh menuju kepada selain Allah SWT. Kemudian pengertian ikhlas menurut Ali Al Dagog yaitu menutupi segala sesuatu dari pandangan makhluk lain. Biasanya, orang yang memiliki hati yang ikhlas disebut sebagai seorang Mukhlis yaitu seseorang yang ikhlas dan tidak mempunyai sifat riya. Sementara menurut Fudhail Bin Iyadh, ikhlas adalah beramal hanya semata-mata karena Allah SWT. Apabila seseorang beramal karena untuk menarik perhatian manusia, maka orang tersebut termasuk orang yang riya. Sedangkan orang yang beramal karena manusia disebut syirik. Sementara posisi ikhlas berada di antara riya dan syirik. Lalu, ikhlas menurut Imam Nawawi yaitu ﺍﻹِﺧْﻼَﺹُ ﺑِﺄَﻥْ ﻃَﻬُﺮَﺕْ ﺣَﻮَﺍﺳُﻪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻫِﺮَﺓُ ﻭَ ﺍﻟْﺒَﺎﻃِﻨَﺔُ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﺧْﻼَﻕِ ﺍﻟﺬَّﻣِﻴْﻤَﺔِ Ikhlas adalah membersihkan seluruh panca indranya secara lahir dan batin dari budi pekerti yang tercela. Beramal adalah salah satu pembuktian makhluk kepada Allah SWT, bahwa mereka adalah seorang hamba yang patuh kepada Sang Pencipta yang sudah memberikan amanat dan rahmat yang luar biasa. Dimana amal yang dilakukan ditujukan sebagai suatu pembuktian ketaatan mereka kepada Allah SWT. Sehingga harus dilakukan dengan hati yang bersih dan murni. Jadi apa yang kita amalkan dan apa yang kita lakukan benar-benar hanya karena Allah SWT dan bebas dari kemunafikan yaitu riya atau syirik. Hal tersebut sejalan dengan salah satu ayat yang ada di dalam Al Qur’an di QS. Al Mulk ayat 2 اَلَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَّهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ Artinya “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. Pengertian Ikhlas Menurut Para Ahli Berikut ini adalah beberapa pengertian ikhlas menurut para ulama sesuai dengan versinya masing-masing. 1. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad Abduh Menurut Muhammad Abduh, pengertian ikhlas adalah ikhlas beragama semata-mata hanya untuk Allah SWT. Dengan selalu berharap kepadaNya dan tidak pernah mengakui kesamaanNya dengan makhluk apa saja dan bukan dengan tujuan tertentu. Seperti halnya menghindarkan diri dari malapetaka atau untuk memperoleh keuntungan dan tidak mengangkat selain dari Allah SWT sebagai Sang Pelindung. 2. Pengertian Ikhlas Menurut Muhammad al-Ghazali Pengertian ikhlas menurut Al-Ghazali yaitu melakukan amal kebaikan dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT. 3. Pengertian Ikhlas Menurut Imam Al-Qusyairi Pengertian ikhlas menurut Imam Al-Qusyairi di dalam kitabnya yang berjudul Risalatul Qusyairiyah 1990 183 yaitu ikhlas adalah bermaksud menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sesembahan. 4. Pengertian Ikhlas Menurut Hamka Pengertian ikhlas menurut Hamka 1983 95 yaitu ikhlas memiliki makna bersih dan tidak ada campuran. Ibarat emas, ikhlas adalah emas yang tulen, tidak ada campuran perak sedikit pun. Pekerjaan yang bersih pada sesuatu itu berarti ikhlas. 5. Pengertian Ikhlas Menurut Syekh Ibnu Atha’illah Pengertian ikhlas menurut Syekh ibnu Atha’illah 2012 14 mengungkapkan bahwa arti dari kata ikhlas yaitu melakukan amal ibadah semata-mata ditujukan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya zat yang mempunyai hamba. Di dalam hal itu dikenal dengan adanya berbagai tingkatan, yang mana sesuai dengan taufiq yang diberikan oleh Allah Ta’ala pada seorang hamba. 6. Pengertian Ikhlas Menurut Ali Mahmud Pengertian ikhlas menurut Ali Mahmud 1994 25 adalah meninggalkan amal karena manusia adalah makhluk yang riya, beramal karena manusia adalah perbuatan syirik, tapi jika Allah SWT menyelamatkanmu dari keduanya itu artinya ikhlas. Ciri-Ciri Ikhlas Ikhlas merupakan kebalikan dari sifat riya. Seperti pembahasan yang sudah dijelaskan di atas. Riya mempunyai sifat yang berkebalikan dengan ikhlas seperti halnya ambisi untuk menjadi seorang pemimpin, selalu ingin tampil dengan sempurna, senang dipuji, tidak suka menerima nasehat dari orang lain, dan lain sebagainya. Ikhlas merupakan pekerjaan hati, dengan begitu tidak mudah untuk memahami sifat seseorang. Apakah dia ikhlas, riya, sombong ataupun memang berniat baik dan ikhlas. Dengan begitu, di dalam pembahasan kali ini, penulis akan memberikan ciri-ciri orang yang memiliki sifat ikhlas namun bukan untuk menilai seseorang tersebut salah atau tidak. Tulisan di bawah ini bertujuan untuk dijadikan sebagai muhasabah diri saja. Berikut ini adalah ciri-ciri ikhlas 1. Tidak Suka Dipuji Pujian adalah salah satu ujian untuk orang-orang yang melakukan amal perbuatan baik dengan pujian seseorang dapat terkena penyakit ujub atau sombong. Oleh karena itu, seseorang mukhlis tidak akan pernah suka dengan pujian yang berasal dari seseorang. 2. Tidak Berambisi Menjadi Pemimpin Salah satu kelebihan dari seorang pemimpin yaitu dihormati dan disegani oleh banyak orang. Dengan kepemimpinan, seseorang akan lebih mudah menjadi sombong dan congkak. Namun, berbeda dengan orang yang mempunyai sifat ini, mereka akan tenang dan diam serta tidak akan mencalonkan dirinya sendiri untuk menjadi seorang pemimpin. Misalnya saja dengan mencalonkan diri menjadi ketua RT, RW, atau yang lainnya. 3. Mendengarkan Nasehat Di dalam sebuah pepatah Arab mengungkapkan خذ الحكمة ولو من جوف البهائم Ambilah hikmah pelajaran meski dari mulut binatang. Orang yang mukhlis akan senantiasa menghargai orang-orang yang menasehatinya. 4. Menganggap Sama Pujian Dan Hinaan Kewajiban seorang muslim yaitu melakukan perintah Allah SWT dengan baik sebagai salah satu tanda penghambaan kepada Sang Pencipta. Seringkali, apa yang orang lakukan memperoleh pujian dan juga hinaan dari orang-orang sekitar. Sementara untuk seorang mukhlis, pujian dan juga hinaan adalah hal yang sama. Mereka tidak akan memikirkan hal itu, karena yang mereka tahu hanyalah niat dari orang-orang sekitar. 5. Melupakan Amal Baik Salah satu ciri ikhlas selanjutnya adalah dengan melupakan amal baik yang sudah dilakukan. Saat seseorang melakukan amal kebaikan seperti halnya menolong orang lain, biasanya seorang mukhlis akan lupa dan tidak akan pernah mengingatnya lagi. Dengan begitu, orang yang ikhlas tidak dengan mudah berbicara atau mengungkit kebaikan yang telah dilakukan sebelumnya. 6. Melupakan Hak Amal Baiknya Seseorang yang melakukan amal ibadah dengan ikhlas akan melupakan amal yang telah mereka perbuat. Tak hanya itu saja, mereka juga akan melupakan hak amal baiknya. Saat seseorang melakukan amal baik, biasanya mereka akan menuntut haknya. Contohnya saja, setelah seseorang memberikan makanan kepada anak yatim, kemudian mereka mengharap ucapan terima kasih dan juga doa dari anak-anak tersebut. Sikap seperti itulah yang tidak dapat digolongkan ke dalam sikap ikhlas. Sebab, masih menuntut hak dari perbuatan baiknya. Tingkatan Ikhlas Para ulama tasawuf membedakan akhlak tersebut ke dalam tiga tingkatan, diantaranya 1. Ikhlas Awam Di dalam ibadahnya kepada Allah SWT, mereka melandasinya dengan perasaan takut pada siksa Allah dan masih mengharapkan pahala dunia. Seperti halnya orang yang melakukan sholat dhuha agar mereka memperoleh pahala dan juga dimudahkan rezekinya. Kemudian orang-orang yang melakukan sholat tahajud karena ingin dilancarkan urusan dunianya. 2. Ikhlas Khawas Akhlak yang satu ini memiliki motivasi untuk memperoleh pahala dari Allah SWT. Dengan begitu, orang yang melakukan amal ibadah akan memperoleh sesuatu dari Allah di akhirat nanti seperti terhindar dari siksa neraka dan masuk ke dalam surganya Allah SWT. 3. Ikhlas Khawas al-Khawas Ikhlas yang satu ini adalah suatu bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada Allah SWT disertai dengan kesadaran penuh bahwasannya seorang hamba sudah seharusnya mengabdi kepada Allah SWT dengan cara melakukan perbuatan dan amal ibadah yang dilakukan karena mencari ridho Allah dengan sebenar-benarnya. Amal ibadah yang dilakukan oleh orang mukhlis semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT tanpa adanya hasrat untuk mencari perhatian ataupun ketenaran di hadapan makhluk lain, entah itu berupa pujian ataupun sejenisnya. Imam Al-Ghazali mengatakan هَلَكَ النَّاسُ كُلُّهُمْ إِلاَّ الْعُلَمَاءْ , وَهَلَكَ الْعُلَمَاء كُلُّهُمْ إِلاَّ الْعَامِلِيْنَ , وَهَلَكَ الْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ إِلاَّ الْمُخْلِصِيْنَ , وَالْمُخْلِصُوْنَ عَلىَ خَطْرٍ عَظِيْمٍ Artinya ”Setiap manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu, dan orang yang berilmu akan binasa kecuali yang beramal dengan ilmunya, dan orang yang beramal juga binasa kecuali mukhlis dalam amalnya. Akan tetapi, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal. Unsur-Unsur Ikhlas Adapun unsur-unsur ikhlas antara lain 1. Niat Di dalam Al Quran, Allah SWT telah berfirman “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di saat dan petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-Nya QS 6 52. Oleh karena itu, niat kita akan menghendaki keridhaan-Nya. 2. Mengikhlaskan Niat Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Muadz, “Ikhlaskanlah amal, maka sedikit darinya mencukupimu”. 3. Dapat Dipercaya Kesempurnaan dari sebuah keikhlasan adalah bisa dipercaya. Dalam hal itu, Allah SWT telah berfirman di dalam QS 3323 yang berbunyi “Orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah” QS 33 23 al Ghozali, 2006 215. Pahamilah bahwasannya segala sesuatu tergambar dan dicampuri oleh yang lainnya. Maka saat Ia suci dari campuran dan bersih dari apapun, niscaya Ia bisa dinamakan sebagai yang bersih atau khalis. Sementara sesuatu yang dinamakan dengan perbuatan suci dan bersih adalah ikhlas. Contoh Ikhlas Terdapat beberapa contoh yang dapat kita ambil hikmah serta pelajarannya. Yang pertama adalah saat seseorang sedang bekerja lalu mendengarkan adzan dhuhur, setelah itu Ia langsung bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuhur. Namun hati dan juga pikirannya dilatarbelakangi karena Ia hanya ingin menghindari pekerjaannya itu. Maka orang tersebut tidak dapat kita golongkan ke dalam orang-orang yang ikhlas. Sebab, alasan yang Ia miliki adalah salah satu alasan yang salah, karena Ia melakukan sholat dhuhur untuk menghindari pekerjaan bukan karena Allah SWT. Lalu untuk contoh yang kedua adalah saat seseorang melakukan amal dengan cara sodaqoh ataupun infaq yang bertujuan untuk mencari perhatian orang lain. Maka amal perbuatan tersebut tidak dapat dikatakan sikap ikhlas. Macam-Macam Fungsi Ikhlas Berikut ini adalah beberapa macam fungsi ikhlas yang perlu kamu pahami dan dapatkan, antara lain a. Sebagai sumber rezeki pahala yang sangat besar dan bisa meraih kebaikan dari kebaikan seseorang yang melakukannya. b. Ikhlas bisa menyelamatkan pelakunya dari sebuah azab yang keji di hari kiamat nanti. c. Allah SWT akan memberikan hidayah ataupun petunjuk, sehingga kita tidak akan tersesat dalam mencari jalan yang benar. d. Jalan keselamatan menuju akhirat hanya bisa kita dapatkan dengan ikhlas. e. Amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT. f. Akan memperoleh naungan dari Allah SWT di hari akhir nanti. g. Kehidupan kalbu dan kebebasan dari segala macam kesedihan di dunia ini tidak bida kita realisasikan kecuali dengan keikhlasan. h. Membuat hidup kita menjadi lebih tenang dan tentram. i. Memperoleh perlindungan dari Allah SWT. Tips Supaya Ikhlas Dalam Beramal Ada beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk menghindari sikap riya ataupun ujub. Sehingga amal perbuatan yang kita lakukan menjadi lebih ikhlas murni karena Allah SWT. Cara tersebut yaitu dengan menata hati dan juga pikiran kita bahwasannya ibadah yang kita lakukan adalah salah satu karunia dari Allah SWT. Jadi, dengan pikiran kita yang seperti itu, maka kita tidak akan menyombongkan diri. Bahwa apa yang kita lakukan adalah murni dari diri kita sendiri dan rahmat dari Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Sehingga kita dapat melakukan ibadah kepada Allah SWT. Jika berbicara mengenai ikhlas dalam amal perbuatan, terdapat cara yang bisa kita lakukan agar amal yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Salah satunya yaitu dengan menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini termasuk juga harta yang kita miliki hanyalah Fadilah dan karunia dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita. Sehingga saat kita memberikan sebagian rezeki kita kepada orang-orang yang membutuhkan, anggap saja itu hanyalah titipan Allah SWT yang ditujukan untuk orang yang kita bantu. Dengan begitu, kita akan terhindar dari sikap riya yang menganggap bahwa sedekah kepada orang yang membutuhkan adalah sesuatu yang membanggakan dan patut diketahui banyak orang. Doa Supaya Selalu Ikhlas اللهم ارزقنا الإخلاص والإستقامة وحب الله وحب من أحب Allahummarzuqnal-ikhlas wal Istiqomah wa hubbAllah wa hubba man ahabbah. Artinya Ya allah, berikan kami rizki berupa ikhlas, istiqomah, cinta kepadamu dan cinta kepada orang-orang yang mencintaimu. Setelah kita mengetahui tentang pengertian ikhlas beserta dengan ciri-cirinya, semoga kita bisa mengamalkan dan selalu dalam limpahan rahmatnya. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, dalam pembahasan Al-Arba’in An-Nawawiyah الأربعون النووية atau kitab Hadits Arbain Nawawi Karya Imam Nawawi Rahimahullahu Ta’ala. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 3 Syawwal 1441 H / 26 Mei 2020 M. Status Program Kajian Kitab Hadits Arbain Nawawi Status program kajian Hadits Arbain Nawawi AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Selasa sore pekan ke-2 dan pekan ke-4, pukul 1630 - 1800 WIB. Download juga kajian sebelumnya Hadits Arbain ke 16 – Hadits Larangan Marah Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu Pada pertemuan yang lalu telah kita bahas bersama hadits nomor 16, yaitu hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mewasiatkan kepada orang yang meminta wasiat kepada beliau dengan mengatakan لَا تَغْضَبْ “Jangan engkau marah.” Dan beliau mengulang-ulang redaksi ini. Ini menunjukkan bahwasanya menahan amarah adalah salah satu hal yang prinsip dalam agama kita. Kalau kita bisa wujudkan akhlak ini, maka insyaAllah kita akan meraih kebaikan yang banyak. Yaitu dengan mempelajari akhlak-akhlak Islam, akhlak-akhlak Al-Qur’an, sehingga kita terhindar dari marah. Lihat juga Pengertian Akhlak, Macam-Macam Akhlak dan Dalil Tentang Akhlak Dan jika marah terjadi, maka kewajiban kita adalah menahan diri, menahan amarah, jangan sampai marah tersebut meledak, tapi kita tahan. Diantaranya juga dengan beristi’adzah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atau merubah posisi dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring dan semacamnya. Hari ini kita akan mempelajari sebuah hadits agung yang lain, sebuah hadits pokok yang lain dalam agama kita. Yaitu hadits nomor 17 dalam kitab Arbain ini yang merupakan hadits dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu. Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ “إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ”.[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]. “Diriwayatkan dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasannya beliau bersabda Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berbuat baik dalam segala sesuatu, maka kalau kalian membunuh hendaklah kalian memperbaiki cara membunuh dan kalau kalian menyembelih hendaklah kalian memperbaiki cara menyembelih kalian. Dan hendaklah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan mengistirahatkan binatang sembelihannya.'” HR Muslim Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Khazraji Al-Anshari Hadits ini adalah hadits riwayat Muslim, otomatis hadits yang shahih. Yang diriwayatkan dari seorang sahabat bernama Abu Ya’la Syaddad bin Aus Al-Khazraji Al-Anshari. Kunyah beliau adalah Abu Ya’la, nama beliau adalah Syaddad, ayah beliau adalah Aus. Al-Khazraji adalah salah satu kabilah penting di kota Madinah, Al-Anshari berarti beliau berasal dari Madinah dan beliau adalah salah seorang sahabat yang mengumpulkan antara ilmu dan ibadah. Beliau dikenal sebagai seorang ulama dan faqih. Juga dikenal dengan banyak ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pernah dipilih oleh Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu pada masa pemerintahan beliau untuk menjabat sebagai bupati sebuah kota di Syam. Dan beliau wafat pada tahun 58 Hijriyah. Wajib berbuat baik dalam segala sesuatu Dalam hadits ini, beliau meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ “Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan kita umat Islam untuk berbuat baik dalam segala sesuatu.” Kata “كَتَبَ” dalam hadits artinya adalah mewajibkan. Sebuah kewajiban syar’i, kewajiban agama. Bukan kitabah kauniyah seperti penulisan takdir. Tapi ini adalah mewajibkan suatu urusan agama. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masyhur يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ… “Wahai orang-orang yang beriman telah wajib atas kalian untuk berpuasa yakni pada bulan Ramadhan...” QS. Al-Baqarah[2] 183 Jadi “كَتَبَ” artinya adalah mewajibkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan kita untuk berbuat baik dalam segala sesuatu, dalam segala hal; dalam ibadah kita, dalam muamalah kita dengan sesama manusia, dalam urusan pekerjaan kita, semuanya kita diwajibkan berbuat baik dalam hal-hal itu. Contoh berbuat baik Dan kemudian Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebutkan beberapa contoh berbuat baik. Jadi di sini berbuat baik maksudnya adalah memperbaiki cara, itu yang dimaksudkan. Kita mengetahui bahwasanya agar amalan kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita membutuhkan atau memenuhi dua syarat; yang pertama adalah menjalankan ibadah itu dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, kemudian yang kedua menjalankan ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jadi tidak cukup niat yang baik, tapi caranya juga harus baik. Tidak cukup niat yang ikhlas, tapi ibadahnya juga harus disyariatkan dalam agama kita atau ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini sudah kita pelajari bersama dalam hadits yang pertama, hadits Umar Radhiyallahu Anhu tentang niat. Lihat Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Kemudian syarat yang kedua sudah kita pelajari bersama dalam hadits Aisyah, hadits nomor 5, bahwasanya ibadah kita harus ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Lihat Hadits Arbain Ke 5 – Hadits Tentang Bid’ah Sedangkan hadits ini menjelaskan tentang tata cara. Yaitu setelah kita ikhlas dalam niat, setelah kita pastikan ibadah kita ada contohnya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bukan sebuah ibadah baru yang kita ciptakan sendiri, hadits ini membahas tentang “memperbaiki tata cara ibadah tersebut”. Misalnya dalam shalat, kita harus ikhlas setelah kita pastikan bahwa shalat itu adalah disyariatkan atau diperintahkan dalam agama kita. Hadits ini memerintahkan kita untuk berbuat baik dalam shalat kita. Jadi memperbaiki tata cara shalat kita setelah kita pastikan keikhlasan niat dan kita pastikan shalat ini ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam atau diperintahkan dalam Islam. Maka kita juga harus memeriksa apakah tata cara shalat kita sudah baik, sudah benar? Memperbaiki cara membunuh Jadi kita diperintahkan untuk memperbaiki tata cara ibadah kita, tata cara muamalah kita, tata cara kita bergaul dengan orang lain, ini yang dibahas oleh hadits ini. Makanya diakhir hadits Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam membuat beberapa contoh. Beliau mengatakan فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ “Maka kalau seorang diantara kalian membunuh, maka hendaklah kalian memperbaiki cara membunuh kalian.” Inilah Islam. Subhanallah.. Yang namanya membunuh, tentunya orang kalau sudah terbunuh ya sudah, dia akan mati, tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi meskipun begitu, agama Islam yang sempurna ini mengajarkan kita adab dalam membunuh. Yaitu membunuh orang-orang yang berhak untuk dibunuh. Seperti yang sudah kita pelajari bersama bahwa ada hal-hal yang membuat orang boleh dibunuh dalam Islam. Misalnya membunuh di medan tempur. Dan ini disepakati oleh umat manusia semuanya bahwa orang yang membunuh di medan tempur dianggap sebagai pahlawan, tidak dianggap sebagai pengecut. Dianggap sebagai pahlawan yang membela agamanya atau membela negaranya. Ada pembunuhan yang boleh dalam agama kita. Juga misalnya membunuh orang yang berhak dibunuh dalam Islam adalah membunuh orang yang keluar dari ajaran agama Islam, murtad. Ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ “Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia.” Atau membunuh sebagai qishash membunuh orang yang telah membunuh orang lain tanpa hak يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى… “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu untuk melakukan qishah pada orang-orang yang terbunuh...” QS. Al-Baqarah[2] 177 Atau contoh lain adalah menegakkan hukuman dalam syariat Islam misalnya orang yang berzina dalam keadaan sudah pernah menikah, hukumannya adalah dirajam. Saat kita membunuh orang yang berhak untuk dibunuh, maka kita diperintahkan untuk melakukannya dengan cara terbaik, menggunakan cara yang paling cepat untuk bisa membuat orang tersebut beres, tidak ketakutan dahulu, tapi lakukan dengan cara terbaik, diantaranya dengan menggunakan alat yang paling cepat untuk mematikan. Islam mengajarkan kita seperti itu. Termasuk diantara adab yang diajarkan dalam pertempuran adalah larangan untuk membunuh bayi, anak-anak, ataupun wanita. dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan فَأَنْكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتْلَ النِّسَاءِ وَالصِّبْيَانِ “Maka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengingkari pembunuhan wanita dan anak-anak.” HR. Bukhari dan Muslim Mereka tidak ikut berperang, maka kita dilarang untuk membunuh mereka. Dan saat mensyarah hadits ini, Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan “Dan para ulama sepakat untuk mengamalkan hadits ini dan mereka juga sepakat atas haramnya membunuh wanita dan anak-anak selagi mereka tidak ikut membunuh atau bertempur.” Artinya, hukum dasarnya tidak boleh dibunuh kecuali kalau mereka mungkin masih anak-anak tapi sudah terlatih. Atau ada wanita tapi juga terlatih bahkan menjadi bagian dari pasukan musuh yang barangkali juga memiliki kemampuan lebih baik daripada sebagian tentara pria. Maka yang seperti itu baru boleh untuk dibunuh. Tapi para wanita dan anak-anak yang tidak ikut bertempur, mereka tidak boleh dibunuh dalam agama kita. Juga untuk para wali, para kerabat yang memiliki hak untuk melakukan qishash, mereka juga tidak boleh sembarangan membunuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman …وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِف فِّي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنصُورًا ﴿٣٣﴾ “…Dan barangsiapa yang terbunuh secara terdzalimi, maka Kami telah menjadikan kuasa untuk walinya, maka hendaklah walinya tidak berlebihan dalam membunuh. Sesungguhnya dia ditolong oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” QS. Al-Isra'[17] 33 Jadi tidak boleh berlebihan dalam membunuh, misalnya membunuh orang yang tidak membunuh. Dalam agama kita kalau ada orang yang membunuh orang lain dilakukan dengan sengaja tanpa ada hak, maka orang yang membunuh berhak untuk dibunuh. Membunuh dibalas dengna dibunuh. Tapi yang berhak dibunuh adalah orang yang membunuh saja, keluarganya tidak, kepala sukunya tidak. Maka jangan sampai wali yang dibunuh berlebihan dalam membalas seperti yang terjadi pada zaman jahiliyah dahulu. Kalau misalnya ada seorang kepala suku yang terbunuh, sedangkan yang membunuh adalah orang biasa dari kabilah lain, maka ketika si pembunuh ini akan dibunuh, kabilah yang kepala sukunya terbunuh mereka akan protes. Mereka mengatakan “Ini hanya rakyat jelata, yang terbunuh dari kami adalah kepala suku kami. Maka tidak adil, tidak seimbang. Kami menuntut kepala suku kalian juga dibunuh.” Ini adalah sebuah kedzaliman. Kepala sukunya tidak ikut membunuh, tapi kenapa dia yang harus dibunuh. Dalam agama Islam yang seperti ini dilarang. Simak penjelasan selanjutnya pada menit ke-1629 Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Lihat juga Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama Hadits Arbain ke 17 – Hadits Berbuat Baik Kepada Segala Sesuatu ini ke jejaring sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter dan yang lainnya. Semoga pembahasan hadits berbuat baik ini bisa menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui Telegram Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui Facebook

allah ambil sesuatu dari kita